Layar (screen), khususnya layar elektronik,
merupakan elemen penting dan utama dalam dunia kehidupan masa kini, yang di
dominasi oleh pelbagai aktivitas melihat, menatap, menonton, mengobservasi,
mengintip, memata matai dan mengawasi. Di dalam dunia kehidupan yang di dominasi oleh
pelbagai relasi penglihatan ketimbang pendengaran dan perabaan, layar menjadi
sebuah kekuatan penting. Hampir tidak ada aktivitas manusia masa kini yang
tidak menggantungkan diri pada keberadaan layar : ekonomi, politik, pendidikan,
industri, hiburan, kejahatan, seksual, spiritual.
Pelbagai aktivitas melihat melalui layar
membangun dunia multiplisitas layar, yaitu keaneka-ragaman bentuk, fungsi dan
struktur layar sebagai tuntutan dari multiplisitas aktivitas melihat melalui
layar: layar televisi, layar komputer, layar film, layar video game, layar handphone,
layar ATM, layar mesin hitung, dan banyak lagi.
Layar merupakan medium, yang di
dalamnya dunia kehidupan di representasikan melalui citra layar. Meskipun
demikian, layar tidak hanya sekedar medium representasi atau kumpulan citra,
akan tetapi, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pembentukan kesadaran
eksistensial manusia, yaitu kesadaran ada-di-dalam-dunia. Kesadaran yang
sebelumnya dibangun di atas fondasi pengalaman langsung hidup bersama sama
manusia lain, lingkungan alam, dan benda benda ciptaan manusia lain, lingkungan
alam dan benda benda ciptaan manusia, kini berubah menjadi pengalaman yang di
mediasi oleh medium layar. Struktur kesadaran kini di bangun atas pilar pilar
pengalaman tatapan di hadapan layar. [1]
Dengan pemaparan diatas jelas bahwa
kegiatan manusia tidak bisa terpisahkan dari layar yang ada, sehingga layar
dapat digunakan sebagai salah satu medium untuk melakukan komunikasi.
Lacan
menjelaskan relasi antara layar dan realitas dengan melihat layar sebagai
mekanisme pembentukan ulang sesuatu, dalam statusnya sebagai yang nyata. Bila
pandangan kita terperangkap oleh kekuatan layar, yaitu ketika apa yang di
tampilkan di dalam layar mencegah kita untuk melihat apa yang di teranginya,
yaitu realitas. Realitas di bingkai di dalam layar kecil, yang menyelubungi
realitas itu, sehingga tidak dapat dilihat, atau hanya terlihat bayang bayangannya.
[2]
Didalam sebuah gambar, ada sesuatu
yang meskipun tak hadir atau tak terlihat tapi secara tersirat dapat di pahami
strukturnya, sesuatu yang ada tetapi tidak merupakan bagian dari persepsi kita,
Meskipun secara terminologis, ada
beberapa kata lain yang merupakan sinonim kata layar, seperti jendela pamer
(display), perangkat output, tabung sinar katode, diplay kristal cair, panel
display datar, jendela display, kotak kaca, tabung ajaib, kotak informasi, dan
sebagainya akan tetapi ketika terlibat di dalam praktik keseharian yang
melibatkan objek-objek tersebut, kita cenderung merujuk pada sebuah nama umum “
layar ”. Istilah layar elektronik disini, digunakan untuk menjelaskan sistem
layar yang pengoperasiannya menggunakan teknologi elektronik dan digital.
Sehingga meskipun obyek penelitiannya disini adalah layar tetapi hanya
melingkupi : (1) struktur fisik layar yang melingkupi aspek aspek bentuk,
permukaan, ukuran, dan volume. (2) teknologi layar, yaitu sistem fisikal yang
memampukan layar itu berfungsi (teknologi elektronik dan digital) dan (3) isi
layar yang melingkupi citra yang di tampilkan di dalam layar.