Kamis, 14 Agustus 2014

Layar

Layar (screen), khususnya layar elektronik, merupakan elemen penting dan utama dalam dunia kehidupan masa kini, yang di dominasi oleh pelbagai aktivitas melihat, menatap, menonton, mengobservasi, mengintip, memata matai dan mengawasi.  Di dalam dunia kehidupan yang di dominasi oleh pelbagai relasi penglihatan ketimbang pendengaran dan perabaan, layar menjadi sebuah kekuatan penting. Hampir tidak ada aktivitas manusia masa kini yang tidak menggantungkan diri pada keberadaan layar : ekonomi, politik, pendidikan, industri, hiburan, kejahatan, seksual, spiritual.
            Pelbagai aktivitas melihat melalui layar membangun dunia multiplisitas layar, yaitu keaneka-ragaman bentuk, fungsi dan struktur layar sebagai tuntutan dari multiplisitas aktivitas melihat melalui layar: layar televisi, layar komputer, layar film, layar video game, layar handphone, layar ATM, layar mesin hitung, dan banyak lagi.
            Layar merupakan medium, yang di dalamnya dunia kehidupan di representasikan melalui citra layar. Meskipun demikian, layar tidak hanya sekedar medium representasi atau kumpulan citra, akan tetapi, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pembentukan kesadaran eksistensial manusia, yaitu kesadaran ada-di-dalam-dunia. Kesadaran yang sebelumnya dibangun di atas fondasi pengalaman langsung hidup bersama sama manusia lain, lingkungan alam, dan benda benda ciptaan manusia lain, lingkungan alam dan benda benda ciptaan manusia, kini berubah menjadi pengalaman yang di mediasi oleh medium layar. Struktur kesadaran kini di bangun atas pilar pilar pengalaman tatapan di hadapan layar. [1]
            Dengan pemaparan diatas jelas bahwa kegiatan manusia tidak bisa terpisahkan dari layar yang ada, sehingga layar dapat digunakan sebagai salah satu medium untuk melakukan komunikasi.
Lacan menjelaskan relasi antara layar dan realitas dengan melihat layar sebagai mekanisme pembentukan ulang sesuatu, dalam statusnya sebagai yang nyata. Bila pandangan kita terperangkap oleh kekuatan layar, yaitu ketika apa yang di tampilkan di dalam layar mencegah kita untuk melihat apa yang di teranginya, yaitu realitas. Realitas di bingkai di dalam layar kecil, yang menyelubungi realitas itu, sehingga tidak dapat dilihat, atau hanya terlihat bayang bayangannya. [2]
            Didalam sebuah gambar, ada sesuatu yang meskipun tak hadir atau tak terlihat tapi secara tersirat dapat di pahami strukturnya, sesuatu yang ada tetapi tidak merupakan  bagian dari persepsi kita,
            Meskipun secara terminologis, ada beberapa kata lain yang merupakan sinonim kata layar, seperti jendela pamer (display), perangkat output, tabung sinar katode, diplay kristal cair, panel display datar, jendela display, kotak kaca, tabung ajaib, kotak informasi, dan sebagainya akan tetapi ketika terlibat di dalam praktik keseharian yang melibatkan objek-objek tersebut, kita cenderung merujuk pada sebuah nama umum “ layar ”. Istilah layar elektronik disini, digunakan untuk menjelaskan sistem layar yang pengoperasiannya menggunakan teknologi elektronik dan digital. Sehingga meskipun obyek penelitiannya disini adalah layar tetapi hanya melingkupi : (1) struktur fisik layar yang melingkupi aspek aspek bentuk, permukaan, ukuran, dan volume. (2) teknologi layar, yaitu sistem fisikal yang memampukan layar itu berfungsi (teknologi elektronik dan digital) dan (3) isi layar yang melingkupi citra yang di tampilkan di dalam layar.



[1] Piliang, Yasraf amir, Multiplisitas dan Diferensi – redefinisi desain, teknologi dan humanitas, 2008,hal.20 Jalasutra, Yogyakarta.
[2] Ibid,hal.67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar